Para Ilmuwan Menemukan Ekosistem Raksasa yang Penuh dengan Kehidupan, Bermil-Mil di Bawah Permukaan Bumi
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Gambar: Symbiosis Australia/Shutterstock.com

Jakarta, tvrijakartanews - Di bawah kaki kita terbentang dunia tersembunyi dengan skala yang mencengangkan, sebuah ekosistem mendalam yang dipenuhi miliaran mikroorganisme. Keanekaragamannya yang menakjubkan membuatnya dijuluki "Galapagos bawah tanah" dan menunjukkan bahwa kekayaan genetiknya mungkin menyaingi atau bahkan melampaui kehidupan di atas tanah.

Saat mempresentasikan karya mereka di pertemuan tahunan American Geophysical Union tahun 2018, para peneliti menghitung ukuran harta karun kehidupan yang misterius ini untuk pertama kalinya, dan ternyata jauh lebih besar dari yang mereka duga.

Mereka melaporkan bahwa sekitar 70 persen dari total jumlah mikroba di planet ini hidup di bawah tanah. Secara total, mikroba ini mewakili sekitar 15 hingga 23 miliar ton karbon, ratusan kali lebih besar daripada massa karbon seluruh manusia di permukaan.

Para ilmuwan baru saja menggali informasi mendalam tentang mikroorganisme ini. Namun, sekilas menunjukkan bahwa keragaman genetik kehidupan di bawah permukaan mungkin sebanding, atau bahkan melebihi, kehidupan di atas permukaan. Inilah mengapa ekosistem ini dijuluki " Galapagos bawah tanah."

"Sepuluh tahun yang lalu, kami hanya mengambil sampel dari beberapa lokasi – jenis tempat yang kami perkirakan memiliki kehidupan," ujar Karen Lloyd, penulis studi dan Associate Professor mikrobiologi di University of Tennessee, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2018.

"Berkat pengambilan sampel ultra-dalam, kami tahu kami dapat menemukannya hampir di mana-mana, meskipun pengambilan sampel tersebut jelas hanya mencapai bagian yang sangat kecil dari biosfer dalam," tambah Profesor Lloyd.

Untuk mencapai temuan ini, tim tersebut menggabungkan lusinan studi yang mengkaji sampel yang diambil dari pengeboran sedalam 2,5 hingga 5 kilometer (1,55 hingga 3,1 mil) ke dalam kerak Bumi, baik di dasar laut maupun di benua-benua pedalaman. Selain itu, yang mengejutkan mereka, mereka menemukan bahwa biosfer dalam di bawah permukaan hampir dua kali lipat volume semua samudra.

Dilanda panas yang ekstrem, tekanan yang menghancurkan, tanpa cahaya, dan hampir tanpa nutrisi, di sinilah Anda hampir tidak mengharapkan adanya keanekaragaman hayati. Meskipun demikian, para peneliti mengatakan bahwa ekosistem ini dapat menjawab banyak pertanyaan tentang batas-batas kehidupan di Bumi – dan di luarnya.

"Penelitian kami tentang mikroba di biosfer dalam telah menghasilkan banyak pengetahuan baru, tetapi juga kesadaran dan apresiasi yang jauh lebih besar tentang betapa banyak yang masih harus kita pelajari tentang kehidupan di bawah permukaan," tambah Rick Colwell, ahli ekologi mikroba di Oregon State University.